Setia Pada Pilihan


Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014 pagi sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ke-7. Dan hari ini, Selasa, 18 November 2014 mulai pukul 00.00, Jokowi-JK mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp. 2.000 /liter dari harga Rp. 6.500 / liter menjadi Rp. 8.500 / liter. Turut naik juga solar menjadi Rp 7.500 / liter. Naik Rp 2.000 dari sebelumnya Rp 5.500/ liter.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, "‎Jadi Presiden sudah memutuskan Rp 2.000 adalah angka yang terbaik baik premium maupun solar. Kalau solar masih lebih besar lagi subsidinya. Pokoknya yang sekarang itu dalam kondisi yang terbaik. Di satu sisi bisa menciptakan ruang fiskal." (Sumber : detik)

Dilantik tanggal 20 Oktober 2014 dan tanggal 18 November 2014 sudah mengambil keputusan strategis sebelum 30 hari umur pemerintahannya

Saya tidak bisa menghitung atau memberikan analisa soal kenaikan harga BBM tersebut, hanya saja saya berpedoman pada sebuah nasehat yang pernah diajarkan oleh orang tua.

Saya menuliskannya di akun facebook saya, yaitu :
Nderek dawuhe simbah :
Saat kau memilih sendiri pemimpinmu artinya kau percaya dia bisa memimpinmu. Apapun keputusannya pasti sudah dipikirkan untung ruginya bagi orang2 yg dipimpinnya.
Kalau kau masih percaya ikutlah perintahnya, kalau kau tidak percaya lagi maka diamlah krn kau menanggung konsekuensi 1 pilihan
Pada pelaksanaan Pilpres 2014 memang saya memilih pasangan Jokowi-JK dengan alasan yang tidak perlu saya tuliskan disini. Dan saat ini saya mengikuti apa yang dikatakan 'simbah' karena saya sudah memilih Jokowi-JK maka saya harus setia pada pilihan. Alternatif yang bisa saya pilih adalah :
  1. Kalau saya masih percaya maka saya akan mengikuti apa perintah atau keputusan yang diambil Jokowi-JK
  2. Kalau saya sudah tidak percaya lagi pada Jokowi-JK maka saya akan memilih diam karena saya menanggung konsekuensi 1 pilihan
Saat itu, saya pernah 'berdebat' dengan simbah dan beliau menerangkan begini :
Saat kau memutuskan untuk memilih isteri maka kau harus bertanggung-jawab dan setia pada pilihan. Masa-masa awal pernikahan adalah masa penyesuaian. Saat bulan madu, kau akan menemukan hal-hal yang menyenangkan dan menyebalkan atau menjengkelkan pada pasanganmu. Kau harus sanggup dan mau menerima pasanganmu secara utuh. Bisa menerima kelebihannya juga harus bisa memahami kekurangannya.
Masa setelah menikah tentu berbeda dengan masa pacaran dimana semua orang berusaha tampil sempurna di depan pacar. Setelah menikah, kau akan menemukan hal-hal yang berbeda dengan saat pacaran.
Jika ternyata isterimu tidak sempurna seperti gambaran idealmu, apakah kau akan meninggalkannya dan menggantikan posisinya dengan orang lain? Kenapa kau tidak mencoba untuk belajar sabar, mau mengerti dan bisa menerima kekurangan pasangan hidupmu?
Dengan analogi di atas, maka saya berusaha belajar sabar, mau mengerti dan bisa menerima kekurangan pasangan Jokowi-JK yang sudah saya pilih secara sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.

Saat ini, 1 bulan pertama pemerintahan Jokowi-JK, saya menemukan hal mengejutkan saat beliau berani menaikkan harga BBM sebesar Rp. 2.000/ liter. Sungguh kebijakan yang tidak populer di awal pemerintahan walaupun dari beberapa berita yang saya baca disebutkan bahwa siapapun presiden terpilih tentu akan mengambil keputusan strategis ini.

Saya dan jutaan rakyat Indonesia sedang mengalami fase bulan madu dengan pasangan Jokowi-JK. Harus diakui jujur bahwa saya menemukan hal-hal yang menyenangkan dan menyebalkan atau menjengkelkan dengan pemerintahan baru ini.

Saat Jokowi-JK menawarkan sistem pemerintahan yang 'to the point' dengan prinsip 'kerja kerja kerja' maka saya merasa senang dan terhibur karena sistem ini ingin membuat birokrasi menjadi sederhana tetapi sesuai aturan Undang-undang /Hukum yang berlaku.
Massa mendekati mobil RI 1 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2014). Foto Tribunnews.com/Theresia Felisiani

Saat Jokowi-JK menembus ribuan massa, saya merasa senang dan terhibur karena tampak jelas pemimpin berbaur dengan rakyatnya. Ada 1001 perasaan yang campur aduk ketika melihat pemandangan tersebut.

Dan ... harus diakui pula bahwa saat ini ada perasaan yang menyebalkan atau menjengkelkan karena harga BBM harus naik sebesar Rp. 2.000 /liter

Saya harus konsekuen mau menerima pasangan Jokowi-JK secara utuh. Bisa menerima kelebihannya juga harus bisa memahami kekurangannya.

Masa setelah Jokowi-JK memimpin negara ini tentu berbeda dengan masa kampanye yang mungkin selalu menampilkan kesan dan citra sempurna di depan calon pemilih. Setelah dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, beliau harus bisa mengambil keputusan cepat yang akan menentukan masa depan Indonesia.

Insya Allah, saya yakin serta percaya bahwa Apapun keputusannya pasti sudah dipikirkan untung ruginya bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Bagaimana jika ternyata Jokowi-JK tidak memikirkan kepentingan dan masa depan rakyat?

Saya percaya masih ada DPR, aparat penegak hukum dan KPK yang tentu akan selalu mengawasi proses pemerintahannya. Jika ada penyelewengan tentu akan disidik dan diproses sesuai aturan yang berlaku.

Apakah saya akan meninggalkan pasangan Jokowi-JK dan menggantikan posisinya dengan orang lain? Ya, Jika saya anggap pemerintahan ini gagal maka nanti setelah masa jabatannya berakhir saya akan memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang lain yang saya rasa bisa menawarkan perubahan yang lebih baik. Saat ini saya menjalani masa pemerintahan Jokowi-JK selama 5 tahun dengan sabar, mau mengerti dan bisa menerima kekurangannya.

Saya tidak setuju dengan tindakan anarkis dan hal-hal yang bersifat makar yang ingin menggulingkan pemerintahan di tengah jalan.

Saya beruntung dan bersyukur bahwa aturan undang-undang menetapkan masa jabatan Presiden dan Wakilnya selama 5 tahun sehingga harus diadakan pemilihan ulang. Kalau Jokowi-JK bisa membawa perubahan positif untuk negeri ini ya saya dukung, kalau beliau gagal ya tinggal pilih pemimpin baru saat pelaksanaan Pilpres 2019. Mudah kan? Gitu saja kok repot ...

Saya masih berharap Jokowi-JK bisa membuat terobosan baru dan kebijakan pemerintah yang bisa menyenangkan rakyat. Ada suka dan duka dalam kehidupan itu biasa saja, tidak perlu berlebihan dalam menyikapi sebuah peristiwa.

Ternyata memilih Presiden dan Wakil Presiden lebih mudah daripada memilih pasangan hidup ya

DISCLAIMER :
Tulisan ini adalah opini pribadi tidak ada hubungan dengan institusi dan perusahaan dimana saya bekerja.

0 comments:

Post a Comment