Catatan Magelang Flower Run 2015

Magelang Flower Run 2015 sukses digelar pada hari Minggu, 8 Februari 2015, Jam : 06.00 WIB s/d selesai yang bertempat di Aloon-Aloon Kota Magelang

Foto : Widoyoko Magelang / Facebook
Konon event yang menjadi salah satu bagian program 'Ayo ke Magelang 2015' ini bisa mendatangkan 6.500 peserta. Sungguh sebuah angka audiens yang cukup besar dan menurut saya sukses sebagai sebuah tontonan entertain yang menghibur. Peserta berbaur berbagi euforia kegembiraan.

Foto : Budi Hananto / Facebook
Sesuai kata bijak yaitu Tidak ada yang sempurna, maka Magelang Flower Run 2015 juga dikritik karena menampilkan Sexy Dancer sebagai pengisi kegiatan. Tentu saja hal ini dianggap menyalahi norma adat istiadat, budaya, kebiasaan dan agama. Sexy dancer di tempat terbuka yang ditonton banyak orang dari bermacam usia termasuk anak-anak.

Saya mencoba melihat netral saya dan berusha membedakan arti event sebagai tontonan dan tuntunan

Foto : Budi Hananto / Facebook
Event sebagai tontonan ya harus mendatangkan banyak penonton. Kontennya sesuai selera pasar walaupun jujur saja terkadang ada hal2 yang tidak sesuai dengan adat budaya dan agama. Harus diakui, Mungkin dilihat dari sisi audiens, event ramai tapi sisi moral agak gimana gituh …

Event sebagai tuntunan ya tidak perlu pengin banyak orang yg datang melihat karena mungkin saja acarane garing, ga menarik, kurang menghibur dll karena peminat . Cukup bikin event dengan modal idealis, ada yang nonton ya sukur dan tidak ada yg nonton ya ga papa yang penting sudah tampil

Harus diingat bahwa EO selalu konsultasi dulu dengan klien, menggali data dan informasi yg dibutuhkan sebelum membuat event. Jika klien berharap jumlah penonton besar maka EO harus mengemas event dengan kadar entertainment secukupnya agar orang mau berbondong2 datang

Jika ada konten yg dirasa vulgar maka perlu dicari akar masalahnya, apakah itu murni kreatifitas EO yang kebablasan atau sudah mendapat ijin persetujuan dari klien? Jika EO yang salah ya wajib disemprit tapi jika klien yang minta ya pihak EO wajib nurut sebab kalau ngeyel tidak dilaksanakan di lapangan nanti dianggap melanggar kontrak kesepakatan. Akibatnya tagihan mandek karena menyalahi kontrak

Biasane klien ingin eventnya ramai, artinya tugas EO sudah sukses dengan melaksanakan rundown acara sesuai kesepakatan dengan klien.

Bikin event yang ramai itu susah-susah gampang. Kalau Cuma bikin ala kadarnya sih cukup sewa panggung dan tampil tapi apakah ada ribuan penonton yang mau datang?

Bagaimanapun saya pribadi tetap hormat pada team yang bekerja di balik event ini baik dari EO maupun klien karena sukses secara audiens . Mengumpulkan 6.500 orang dengan ticket berbayar Rp. 50.000,- tentu bukan pekerjaan mudah

Foto : Em Faies / Facebook
Soal sexy dancer, menurut saya itu kesalahan pemilihan konten karena memang tidak tepat untuk ditampilkan di muka umum dengan audiens dari bermacam usia. Sexy dancer adalah tontonan terbatas walaupun saya yang jauh di rantau tidak bisa menonton langsung goyangan dan dandanannya. Apakah Cuma pakai nama sexy dancer sebagai bumbu atau memang kontennya yang vulgar?

Bicara pakaian sexy seperti celana atau rok di atas lutut bagi wanita, diakui atau tidak, saat ini budaya itu melanda generasi muda. Lihat saja kalau kita jalan2 di mall bahkan di sekolahpun banyak siswi mengenakan busana ketat dan rok di atas lutut dengan berbagai alasannya.

Begitupun bicara goyang seronok silahkan tonton tayangan di tv. Banyak artis dan pembawa acara yg tampil seronok dan ditonton se-Indonesia dengan berbagai alasan misalnya soal rating acara maupun kemauan si produser atau sponsor agar acara lebih menarik

Tayangan yang tidak layak ditonton anak usia dini hadir di ruang keluarga lewat tayangan tv.

Tugas orang tua wajib menjaga anak dengan baik dan benar. Sudahkah kita membatasi tayangan tv di rumah kita?

Kembali ke sexy dancer, apakah pihak EO sudah berkonsultasi dengan klien sebelum membuat acara tersebut di muka umum? Apakah pihak EO dan klien mengerti dan paham resiko pandangan masyarakat atas event tsb?

Saya berharap akan berlansung lagi event yang lebih meriah yang disesuaikan dengan target audiens dan lokasi pelaksanaannya agar tidak menjadi bahan perdebatan di masyarakat.

Harap diketahui pada umumnya semua pihak penyelenggara [brand product] menyelenggarakan sebuah event dengan tujuan memanfaatkan massa dari event ini untuk mengawarness productnya secara langsung & mengangkat top of mind productnya. Event diadakan untuk menyampaikan sebuah pesan khusus kepada masyarakat

Dalam melaksanakan suatu acara, tujuan utama sebuah Event Organizer tentunya memuaskan kliennya, untuk itu dibutuhkan sikap profesional dari Event Organizer sehingga klien merasa puas karena kesuksesan acara mereka.

Event Organizer akan merancang acara kegiatan dalam konsep sebagai berikut :

  1. Konsep baku, di mana konsep ini sebelumnya telah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga tinggal melaksanakan saja. Event Organizer
  2. Konsep baru, semua konsep acara dirancang sendiri kemudian dipresentasikan kepada klien (perusahaan). Event Organizer
  3. Kombinasi. Ini berarti kita dengan pihak perusahaan mengadakan sharing bagaimana acara itu akan dibuat.Event Organizer


Beberapa indikasi event dianggap berhasil atau gagal, diantaranya :

  • Jumlah pengunjung yang datang. Jika total pengunjung melebihi target yang kita rencanakan, maka event tersebut tergolong sukses.
  • Respon pengunjung terhadap event, baik saat acara berlangsung maupun pra-event.
  • Liputan media berita (cetak/visual/audio/online). Semakin banyak media berita yang meliput, berarti event garapan kamu terpublikasi sempurna.

Referensi :
https://eviopro.wordpress.com/2013/02/08/membuat-event-sukses-bermanfaat/
http://nasutionrizky.com/kiat-sukses-membuat-event/

1 comments:

  1. Ra popo mas, nek sing seneng Okeh tur sukses ki ra popo ada konten "Sexy Dancer" di lingkungan tempat ibadah, terdapat peserta anak2. Miris ( hanya pendapat pribadi )

    ReplyDelete