Bentrok Demo BBM, Apa Yang Kau Harapkan?

bentrokan antara mahasiswa dan polisi (FOTO: ANTARA /Yusran Uccang)

Membaca sebuah berita :
Pengunjuk rasa tolak kenaikan harga BBM di kampus Ini, Kota Itu, terlibat bentrok dengan warga, Selasa (18/11/2014) malam. Bentrokan ini menyebabkan jatuhnya korban dan kerusakan kendaraan. Pos satuan pengamanan di pintu satu kampus tersebut juga dirusak
Apa alasan bentrokan tersebut?
Pengunjuk rasa sempat memblokade Jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Sejumlah warga pun kesan dan melawan pengunjuk rasa hingga bentrok pun terjadi. Warga membalas serangan mahasiswa Universitas Ini dengan menggunakan bom molotov sehingga warga memukul mundur para demonstran ke dalam kampus.
Nah! Apa yang bisa kau harapkan dari skema demo seperti itu?
Suasana macet total karena demo (Foto : tribunnews)
Demo mahasiswa yang seharusnya mendapat dukungan warga ternyata malah membuat warga kesal dan berbalik melawannya. Artinya bahwa tujuan demo tidak mengena dan demo tidak bisa mengatasnamakan kepentingan rakyat lagi.

Demo mengecam kenaikan harga BBM itu boleh dan sah saja karena kebebasan menyampaikan pendapat, berserikat dan berkumpul dijamin negara dalam Undang-undang. Tetapi demo yang berakhir anarkis karena bentrokan dengan pihak lain sungguh tidak layak untuk dipertontonkan apalagi jika hal ini dilakukan oleh mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa.

Keputusan strategis soal BBM tentu saja tidak akan mampu menyenangkan semua orang. Pasti ada pihak yang merasa diuntungkan dan dirugikan. Berapa prosentasenya tentu harus melalui survey yang jujur tanpa ada pesanan sponsor, jadi jika demo menganggap mewakili kepentingan mayoritas rakyat masih bisa diperdebatkan.

Mau menyampaikan aspirasi menolak kenaikan harga BBM? Silahkan saja, Mahasiswa boleh menggelar demo asalkan tertib, tidak anarkis dan mengganggu ketertiban umum. Sementara aparat ditugaskan oleh negara untuk menjaga keamanan, ketertiban dan keselamatan umum.

Sungguh kontradiksi dengan demo mahasiswa di kampus tersebut ketika Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi UI dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPAD mendukung kenaikan BBM.

Pasti ada analisa mendalam dan terperinci menyangkut dukungan BEM FE UI dan BEM FE UNPAD tersebut.

Siaran pers BEM FEB UNPAD, Rabu (19/11/2014)
"Tidak ada alasan lagi untuk tidak merealokasi Subsidi BBM ke subsidi sektor yang lebih dibutuhkan. Sangat jelas bukti bahwa Subsidi BBM sangat tidak tepat sasaran. Keuntungan dari Subsidi BBM hanya dinikmati oleh masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas. Sehingga kebingungan pun muncul ketika ada orang yang menyuarakan 'Tolak Kenaikan Harga BBM'"
Uraian BEM FE UI
"Subsidi BBM merupakan salah satu faktor utama penyebab defisit ganda yang dialami oleh Indonesia, di mana dengan mengurangi subsidi BBM, APBN dan neraca pembayaran dapat diselamatkan. Subsidi BBM merupakan kebijakan yang mistargetted, di mana masyarakat berpendapatan menengah ke atas mendapat porsi paling besar dari subsidi. Subsidi BBM justru merupakan salah satu faktor penyebab semakin besarnya tingkat ketimpangan pendapatan di Indonesia" 
Sumber : detik

Walau keputusan pemerintah membuat kita merasa kecewa, sedih dan marah tetapi hal tersebut tidak lantas bisa menjadi alasan pembenaran bahwa kita boleh melakukan demo yang menimbulkan bentrokan dan anarkisme.

Marilah kita bersama-sama belajar menyampaikan aspirasi dengan cara-cara yang benar sesuai aturan Hukum dengan sikap bermartabat. Semua pihak harus bisa menahan diri dan emosi agar tidak merugikan orang lain. Bekerja dan berdoa agar badai cepat berlalu

Blog sederhana ini adalah cara saya menyampaikan aspirasi dan pendapat pribadi.

0 comments:

Post a Comment