Sedang Sedang Saja


Dampak Pemilu dan Pilpres 2014 masih kita rasakan seiring munculnya ribuan 'tukang kompor'. Apapun temanya, Debat dan kritikan sering disulap menjadi sarana membully lawan politiknya dengan asumsi dan opini yang tidak jelas juntrungannya. Jarang kita bisa melihat, mendengar, membaca, dan menemukan sebuah sesi debat yang asyik serta memberi pencerahan.

Jujur, saya sering ngakak saat menemukan komentar tidak nyambung sekaligus miris. Ada pihak tertentu yang mati-matian berusaha menyerang lawan dengan asumsi dan opini kelompoknya.

Cinta atau benci sebaiknya tetap dalam porsi terukur yang sedang-sedang saja.
Kalau kita terlalu benci sama seseorang akan bagaimana dan bila kita terlalu cinta bagaimana?
INGAT, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik dan hasilnya akan buruk.

Apakah anda tahu, Cinta dan benci itu bedanya tipis banget?
Pernah dengar istilah “Benci tapi rindu” atau “I miss u but I hate u”?

Konon cinta dan benci adalah perasaan yang amat sangat terdalam di lubuk hati sehingga mungkin bisa saling tertukar atau malah tercampur aduk. Banyak orang yang akhirnya merasakan “cinta sepenuh hati” walaupun dulunya “benci setengah mati” lho ...  sebab cinta itu bisa berawal dari sebuah perhatian kecil, biasanya orang yang benci banget sama seseorang, disadari atau tidak dia sedang memperhatikan orang tersebut.

Biasanya dia akan mencari-cari kesalahan orang yang dibencinya tersebut. Tiap malam teringat untuk mencari hal-hal apa saja yang patut dijadikan alasan untuk membenci orang itu. Akhirnya dia kenal dekat dengan dengan orang yang dia benci tadi, wah ujung-ujungnya tumbuhlah benih-benih cinta. Asyik kan?

Begitupun sebaliknya ... orang yang terlalu cinta akan berubah menjadi benci ketika dia merasa dikecawakan dan dikhianati.

Emosi atau perasaan kita itu tergantung dari pikiran kita. Emosi tidak bisa dikendalikan secara langsung. Misalnya kita tidak ingin benci dengan seseorang, tetapi perasaan benci itu tetap timbul. Sama dengan kita tidak bisa bilang saya tidak mau suka dengan seseorang, perasaan suka atau benci itu timbul dengan sendirinya.

Ada orang-orang tertentu yang sebenarnya belum kita kenal sama sekali, tetapi pada pertemuan pertama kita merasa sudah cocok atau suka, sebaliknya ada juga yang langsung kita kurang suka, padahal kita belum kenal sama sekali. Perasaan kalau terlalu dominan, akan menjadikan kita seorang yang 'moody'.

Untuk bisa mengontrol perasaan, kita memakai pikiran, yang akan menjadikan kita seorang yang logis.

Apakah ada gunanya atau tidak dengan memikirkan atau marah terhadap seseorang sampai mati-matian? Mungkin orang yang kita tidak senangi itu tenang-tenang saja, tapi kita sampai pusing, marah, capek, habisin banyak waktu karena memikirkan masalah tersebut.

Kalau misalnya tidak ada gunanya, karena biarpun kita marah, orang lain tidak akan berubah, lalu buat apa kita marah? Tiap orang punya urusannya sendiri kan? Mereka tidak perlu membuat kita senang, dan kita pun tidak dapat memaksa orang lain untuk hanya melakukan perbuatan yang kita senangi. Sebaliknya kita juga tidak bisa diatur orang lain kan? Jadi kalau kita tetap tidak berubah, kesal terus, yang rugi itu kita sendiri.

Mari kita nikmati lirik lagu berikut ini :
Yang Sedang-sedang Saja
oleh: Iwan
Dia tidak cantik mak
Dia tidak jelek mak
Yang sedang sedang saja
Yang penting dia setia
Juga yang ini ...
Sedang Sedang Saja
oleh: Vetty Vera
Hidup ini jangan serba terlalu
yang sedang-sedang saja
Karena semua yang serba terlalu
bikin sakit kepala
Bagaimana? Yang Sedang Sedang Saja!

Kenapa saya harus menulis tema 'Sedang Sedang Saja'?


Karena saat ini saya melihat dan merasakan bahwa kehidupan pertemanan bahkan persaudaraan sudah tidak seindah dulu. Hidup bagaikan menyimpan api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa membakar lumbung padi. Apakah anda merasakan hal yang sama?

Referensi :
http://health.detik.com/read/2013/05/08/121350/2240938/1305/kenapa-ya-dok-saya-suka-emosi-dan-gampang-benci-orang
http://datangya.com/home/dari-benci-setengah-mati-sampai-cinta-sepenuh-hati/

0 comments:

Post a Comment