Gerak Cepat di Waktu Krisis

Saya termasuk orang yang berpikir cepat tidak mau berbelit dan menunda saat menentukan hal penting yang berhubungan dengan diri pribadi maupun keluarga. Saya yang menjadi nahkoda tidak mau membuat keluarga sebagai penumpang kapal harus harap-harap cemas tanpa kepastian ketika saya ragu dalam memilih. Tentu saja saya mempunyai analisa sederhana dan perhitungan agar setiap pilihan membawa dampak negatif minimalis.

Sedikit berbagi ...

Tanggal 4 Januari 2013 saya resign dari perusahaan yang sudah memberikan banyak hal yang bermanfaat. Perusahaan yang sudah memberikan saya kesempatan untuk berkembang. Sungguh, saya wajib berterimakasih pada semua teman, manajemen dan pak boss

Jujur, saat resign, saya belum mempunyai gambaran dan bayangan mau kemana langkah kaki ini diayunkan. Saya hanya berpikir bahwa dunia ini luas dan Allah Maha Kaya. Ketika saya mau berusaha dan berdoa maka Insya Allah akan terbuka pintu rejeki untuk keluarga

Kebiasaan menjadi orang gajian dan tiba-tiba berstatus 'pengangguran' otomatis membuat saya mengalami krisis keuangan. Memang ada sedikit tabungan tetapi ketika saya tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar pasti akan menjadi masalah besar bagi keluarga. Ekonomi keluarga terancam defisit anggaran dan kemungkinan terbesar bisa pailit

Beberapa hari saya merenung untuk mengambil langkah strategis hingga menemukan kesimpulan yang harus segera dieksekusi yaitu :

  • Mengurangi dan memangkas pengeluaran
  • Menata asset 
  • Membuat skala prioritas
  • Menyusun rencana kerja
  • Merancang sekoci cadangan

Saya menganalisa sendiri langkah-langkah di atas, dan setelah selesai perhitungan 1/2 matang saya berdiskusi dengan isteri sebagai manager keuangan dan direktur operasional dalam manajemen keluarga. Tentu saja ada penolakan tetapi saya mencoba menjelaskan plus minusnya demi menyelamatkan biduk keluarga


Beginilah penjabaran dari rencana di atas

Mengurangi dan memangkas pengeluaran

Banyak hal yang masuk sektor pengeluaran harus dianalisa agar bisa menghemat uang tabungan sambil menunggu saya mendapatkan pekerjaan baru atau memulai bisnis mandiri.

Saya meminta isteri mendata pengeluaran. Ternyata ada hal ini dan itu yang bisa dilakukan, sementara saya sendiri mengambil langkah memutuskan sambungan telepon rumah, mengurangi pengeluaran uang pulsa, dan berhenti berlangganan media cetak. Alhamdulillah langkah sederhana ini bisa menghemat uang minimal Rp. 500.000,- per bulan

Menata Asset

Beberapa asset penting harus dihitung ulang manfaat keuntungan dan kerugiannya sesuai faktor kepentingannya. Jika terpaksa harus segera dijual untuk menambah uang tabungan yang bisa memperpanjang umur ekonomi keluarga.

Akhirnya, saya menemukan bahwa asset mobil itu penting dan sekaligus tidak penting. Saya putuskan untuk menjual. Selama ini mobil jarang digunakan cuma menjadi barang pajangan di garasi rumah. Mobil hanya menjadi hal penting dan dipakai saat mudik pulang kampung. Saya kemukakan alasan pada isteri bahwa pulang kampung bisa menumpang pada saudara atau menggunakan angkutan umum seperti bus AKAP atau kereta api. Pasti akan merepotkan dan tidak nyaman tetapi menjual mobil adalah pilihan strategis demi masa depan keluarga

Memiliki mobil hanya menjadi beban anggaran keluarga khususnya untuk perawatan dan ongkos operasional. Saya memilih memangkasnya dengan resiko berkurang kadar kenyamanan dalam transportasi

Membuat skala prioritas

Semua kebutuhan hari ini dan masa depan harus didata terperinci. Daftar yang bisa dibuat seperti ini :

  • Melunasi hutang : saya tidak mau dibebani hutang dalam kondisi keuangan belum jelas arah dan tujuannya. Saya ingin memulai hidup baru dalam kondisi hutang disaldo NOL RUPIAH
  • Menghitung biaya pendidikan anak : pendidikan adalah penting untuk masa depan anak. saya harus mengamankan minimal untuk 5 tahun ke depan 
  • Mengambil asuransi kesehatan : kesehatan itu penting, berapapun uang yang didapat dari perusahaan asuransi pasti lebih baik dibandingkan 100% harus keluar dari kantong sendiri. Asuransi kesehatan sangat membantu saat keadaan mendesak  
  • Menghitung kebutuhan keluarga per bulan
  • Tabungan
  • Membuat unit usaha : berapapun uang di tabungan pasti cepat habis kalau tidak diputar dalam sektor produksi. Saya dan isteri sepakat membuat warung makan dengan asumsi bisa mendapat penghasilan tambahan dan keluarga bisa 'numpang makan' di warung tersebut.

Menyusun rencana kerja

Pilihan saya adalah melamar kerja di perusahaan lain atau membuat usaha mandiri. Saya memilih membuat unit usaha dengan modal kecil yang tersedia. Saya mencari dan terus mencari bidang usaha halal sampai akhirnya memilih ke industri kreatif dalam skala UKM

Merancang sekoci cadangan

Hidup harus realistis. Manusia bisa berusaha tetapi Tuhan Yang Maha Menentukan. Saya membuat sekoci cadangan kalau ternyata semua rencana tidak berjalan dan gagal dieksekusi.

Saat itu, anak saya baru naik kelas 4 SD, saya asumsikan jika saya gagal membangun bisnis maka lulus SD atau lulus SMP saya memilih memboyong keluarga untuk pulang kampung. Saya akan jual atau sewakan aset yang ada di Tangerang dan membuat unit usaha baru di kampung halaman.

.....

Demikian hal kecil dan sederhana yang saya lakukan demi ekonomi keluarga di masa depan. Tentu saja ada pro dan kontra dari keluarga tetapi Insya Allah saya bermaksud baik dan saya yakin bahwa Tuhan Maha Baik yang akan memberikan rejeki sesuai ikhtiar serta kerja keras yang sudah saya lakukan.

Saya dan keluarga harus mau mengurangi kadar kenyamanan agar bisa tercapai tujuan di masa depan

Saat saya membaca cara pandang beberapa orang tentang pencabutan subsidi BBM, saya jadi ingat kembali pengalaman nyata tersebut.

Ternyata Malaysia juga berencana melakukan pencabutan subsidi BBM yang hanya menjadi beban keuangan negara. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak
"Mengurangi defisit fiskal adalah tanggung jawab moral dari generasi kami," ujar Najib di hadapan parlemen Malaysia bulan lalu, seperti dilansir dari AFP.
"Kami tidak mau di masa depan rakyat Malaysia terjebak dalam lilitan utang pemerintah," kata Najib (sumber : detik)
Tulisan dari Rhenald Kasali tentang Mitos-Mitos Seputar Kenaikan Harga BBM cukup jitu mengupas alasan kenaikan harga BBM.

Saat ini ada mitos BBM Harus Murah karena masih banyak masyarakat kita yang beranggapan Indonesia adalah negara yang kaya minyak dan gas.

Selain itu ada perhitungan bahwa ketika Indonesia bisa melakukan penghematan dari sisi negosiasi pembelian bensin dari Angola yang mencapai angka penghematan Rp 10 T menjadi alasan penolakan pada keputussan mengurangi harga BBM. Kalau dapat untung ya jual yang lebih banyak lagi dan uang keuntungan dipakai untuk subsidi BBM di dalam negeri. Begitu?

Saya cari sumber aslinya dan menemukan tulisan di Tempo seperti ini
Menteri Energi Sudirman Said mengatakan pembelian minyak dari Angola ini dapat menghemat pengeluaran negara sebesar US$ 2,5 juta atau sekitar Rp 30 triliun sehari. Sudirman mengatakan nilai dan volume pembelian minyak dari Angola masih dibahas. Namun Sudirman memberi gambaran, jika Indonesia mampu membeli 100 ribu barel sehari, nilai impor minyak yang selama ini dibelanjakan bisa ditekan hingga 25 persen. "Seperempat dari kebutuhan impor sudah dipenuhi oleh satu perusahaan," katanya
Saya bukan orang ekonomi, saya buta ilmu soal analisa keuangan dan miskin pengetahuan soal harga BBM tetapi saya analogikan dengan pengalaman yang sudah saya nikmati adalah :
Pangkas pengeluaran, berhemat, cari arus uang kas masuk lebih besar, buat skala prioritas dan pergunakan di sektor produktif
Mengurangi kadar kenyamanan dengan harapan mendapatkan hasil yang bagus di masa depan

Saya melihat saat ini pemerintahan Jokowi-JK berusaha mencari pemasukan untuk menambah kas negara, mengurangi beban pengluaran karena subsidi BBM, dan memindahkannya ke sektor produktif. Saya seperti anda semua pasti merasa berat dengan keputusan strategis ini tetapi jika hal ini bisa membawa perubahan baik maka saya setuju.

Semoga saja tidak ada penjualan asset tetapi kalaupun terjadi penjualan asset negara pasti sudah melalui mekanisme dan perhitungan matang soal untung dan ruginya. Saya membaca bahwa penjualan asset negara melalui prosedur yang rumit dan melibatkan banyak pihak terkait. Kalaupun hal terburuk harus menjual asset negara semoga rakyat mendapatkan informasi yang benar soal untung dan ruginya secara detail dan terperinci agar tidak menjadikan bahan fitnah.

Bagaimana menurut anda?

DISCLAIMER :
Artikel ini bukan pesanan dari siapapun dan pihak manapun. Saya hanya bicara menurut data dan fakta yang saya alami langsung dan bisa ditemukan dari media. Mohon maaf kalau ada salah asumsi

0 comments:

Post a Comment