Bersikap Kritis Pada Berita

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.

Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita. (http://id.wikipedia.org/wiki/Berita)

Menulis berita bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Kualitas berita tentu harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H
  • What?     ——————>     Apa?
  • Who?      ——————>     Siapa?
  • Where?   ——————>     Di mana?
  • When?    ——————>     Kapan?
  • Why?       ——————>     Kenapa?
  • How?       ——————>     Bagaimana?
Sebuah berita bisa dikatakan baik dan benar bila memenuhi rumus baku yang sama yaitu 5W + 1H.

Lalu, apakah kaidah 5W1H berlaku untuk semua jenis tulisan?
Kaidah ini berlaku untuk semua jenis tulisan ( baik itu artikel ilmiah, reportase, opini dan juga fiksi  kecuali puisi ). Tapi untuk fiksi penerapannya bisa lebih bebas dan imajinatif.

Saat ini, dengan perkembangan teknologi, semua orang bisa menjadi sumber berita sekaligus pewarta yang mengunggah liputan / tulisannya dalam blog serta berbagi di situs jejaring sosial.

Semua orang bisa menyampaikan aspirasinya kapan pun dan melalui media apapun. Undang-undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum pun menjamin semua itu.

Netizen jurnalisme menjadi alternatif menawarkan informasi diluar media konvensional.

Netizen, merupakan kepanjangan dari kata “Network” dan “Citizen” yang kalau diartikan secara harafiah berarti warganegara jaringan, dalam hal ini yaitu jaringan internet. atau lebih simpelnya cybercitizen yaitu seseorang yang terlibat dalam komunitas jaringan online.

Netizen yang awalnya ditujukan untuk pengguna internet, akhirnya berkembang spesifik menjadi kelompok orang yang saling berinteraksi untuk bertukar informasi. Hal ini bisa mengubah cara pandang dalam hal akses memperoleh informasi. Saat ini, netizen tidak hanya sebatas bertukar informasi melalui milis/forum, tetapi lewat blog dan website yang bisa dimiliki siapa saja dan dimana saja dia berada.

Para netizen sendiri punya kecenderungan untuk menjadi seorang citizen journalism ataupun sebaliknya seorang citizen journalism bisa menjadi netizen dengan catatan isi berita yang dia buat dapat dipertanggungjawabkan sendiri berdasarkan fakta, tidak mengada-ngada, serta dapat dipertanggung jawabkan. Silahkan baca http://id.wikisource.org/wiki/Kode_Etik_Jurnalistik

Perkembangan teknologi membuat kecepatan informasi nyaris tanpa batas. Netizen bisa menjadi pewarta dalam media sosial (facebook, twitter dan lain-lain) yang mempunyai pengaruh lebih besar daripada blog karena kecepatan update informasi.

Berita dan isu yang diragukan kebenarannya bisa bergerak masif ke segala arah menembus ruang privasi karena keberadaan gadget dan akses internet yang semakin terjangkau banyak kalangan. Disinilah gunanya sikap kritis para penerima informasi untuk menyaring kebenaran sebuah informasi yang diperolehnya dari internet.

Ketika membaca sebuah tulisan di internet, bersikaplah kritis dengan mencari sumber referensi pembanding. Data “what, who, when, where, why, how,” harus tetap diperhatikan untuk menilai bobot berita. Ketika ada 1 data yang dirasa salah atau meragukan, seharusnya timbul pertanyaan : "Apakah berita ini benar?"

Cari sumber pembenaran yang lain atau bertanya langsung meminta klarifikasi pada si penulis. Jangan asal main share yang akhirnya membuat anda terlihat lucu di muka umum.

*dari berbagai sumber*

0 comments:

Post a Comment